Sabtu, 30 Juli 2011

PKL KELOMPOK I YOS SUDARSO

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan instansi pelayanan kesehatan yang harus dapat memberikan pelayanan yang baik agar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu pemerintah terutama Departemen Kesehatan mengeluarkan suatu standar yang telah ditentukan yaitu No. 436/SK/UI/1993 tentang standar palayanan RM dan juga peraturan Menkes No. 159 B Menkes/PER/UI/1998 tentang akreditasi rumah sakit. Rumah sakit yang mampu memenuhi tuntutan kesehatan maka dianggap sebagai Rumah Sakit yang bermutu, salah satunya upaya memperbaiki mutu pelayanan Rumah Sakit melalui program akreditasi.

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan banyak faktor yang menentukan, salah satu faktor diantaranya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Blum, 1974 : 14). Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Laporan hasil Rakernas I,1995 : 215).

Berdasarkan surat keputusan mentri kesehatan RI No. 034/Birhup/1972, adanya kejelasan bagi rumah sakit yang menyangkut di wajibkannya untuk menyelenggarakan Rekam Medis, menyatakan bahwa guna menunjang terselenggaranya rencana induk (master plan) yang baik.

Rumah sakit juga merupakan instansi komplek yang bersifat padat karya, mulai dari profesi, padat teknologi, padat modal namun jika rumah sakit masih kurang memiliki perencanaan didalam bidang manajemen unit kerja rekam medis yang ditetapkan, maka akan menyebabkan penurunan mutu dari manajemen rumah sakit yang bersangkutan. Kelengkapan dalam proses manajemen harus dapat menyediakan perencanaan sesuai dengan perkembangan teknologi pada system manajemen unit kerja rekam medis (Depkes RI, 2003).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi permasalahan dalam penulisan laporan ini adalah bagaimana gambaran system informasi kesehatan unit kerja rekam medis di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang tahun 2010.

1.3 Tujuan Laporan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran system informasi kesehatan unit kerja rekam medis di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang tahun 2010.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya system informasi kesehatan unit kerja rekam medis.

2. Diketahuinya pengelolaan rekam medis.

3. Diketahuinya analisa isi berkas rekam medis.

4. Diketahuinya system penomoran berkas rekam medis.

5. Diketahuinya system penyimpanan berkas rekam medis.

6. Diketahuinya system pendistribusian dan pengambilan berkas rekam medis (Retrieval).

1.4 Manfaat Laporan

1.4.1 Mahasiswa

Sebagai bahan untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan guna mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah dimiliki dan dipelajari dibangku perkuliahan.

1.4.2 Akademik

Sebagai bahan literatur bagi akademik untuk pengembangan dan penyesuaian laporan praktek yang ada sebagai bahan pedoman dalam pembuatan laporan praktek selanjutnya.

1.4.3 Rumah Sakit

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi manajemen rumah sakit dan pengembangan RS.

1.5 Ruang Lingkup

Penulisan laporan ini membahas tentang sistem informasi kesehatan unit kerja rekam medis di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang tahun 2010.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rekam Medis

Sesuai dengan perkembangan dunia kesehatan, pemerintah mengharapkan agar setiap rumah sakit dapat menyelenggarakan rekam medis. Pernyataan ini ditegaskan dalam peraturan mentri No. 749a/Menkes/Per/XII/1989. Hal ini bertujuan agar segala kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan baik dokter ataupun perawat dapat dibuat atau direkam dalam suatu catatan medis yang dinamakan “Rekam Medis”.

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnose serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan akan tetapi mempunyai pengertian sebagai satu system penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya merupakan salah satu kegiatan pada penyelenggaraan rekam medis yang merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien dirumah sakit, diteruskan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien. Selama pasien itu mendapatkan pelayanan medic dirumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman karena pasien dating berobat, dirawat atau untuk keperluan lainnya.

2.2 Sistem Informasi Kesehatan Unit Kerja Rekam Medis

2.2.1. Pendaftaran Pasien

a. Identifikasi pasien

Identifikasi pasien adalah cakupan yang memadai mengenai identitas pasien secara akurat dan lengkap.

Adapun tujuan diadakannya identifikasi adalah untuk memperoleh informasi data sosial pasien,identitas pasien secara unik, diantaranya:

· Nama Lengkap pasien

· No. RM

· Alamat, No. Telp, tanggal lahir, usia, seks, status perkawinan, pekerjaan & No. identitas lainya seperti KTP, Social security.

· Nama & alamat & No. Telp keluarga terdekat.

· Nama dokter yang merawat & nama dokter yang merujuk.

b. Registrasi pasien

Registrasi pasien adalah kegiatan pertama yang dilakukan oleh setiap pasien untuk mendapatkan pelayanan dirumah sakit, registrasi pasien ini dilaksanakan ditempat penerimaan pasien (TPP).

c. Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP)

Kartu indeks utama pasien adalah daftar permanen yang mengandung semua nama pasien yang pernah terlayani difasilitas kesehatan terkait (disebut juga : Patients index, master patient index atau master file).

Indeks pasien adalah kunci petunjuk lokasi rekam medis pasien didalam jajaran file, oleh karenanya KIUP adalah satu diantara alat (tool) terpenting diunit kerja rekam medis, klinik atau pusat kesehatan.

2.2.2. Pengolahan Rekam Medis

A. Assembling

Assembling merupakan suatu proses penataan atau penyusunan lembaran RM. Adapun tujuan diadakannya assembling adalah :

1. Untuk memberikan petunjuk cara menyiapkan fisik berkas rekam medis pasien baru.

2. Untuk menghindari kesalahan dalam menyiapkan berkas rekam medis pasien baru.

3. Untuk memastikan bahwa berkas rekam medis telah ditata sesuai dengan susunan yang telah ditetapkan.

4. Untuk membantu proses pengolahan dan penganalisaan data.

B. Coding

Coding merupakan proses penentuan nomor kode untuk mewakili sebutan diagnosis atau masalah terkait kesehatan atau proses pembuatan kode suatu diagnosis penyakit. Pengkodean dilakukan berdasarkan ICD-10.

Contoh : A00.0 kholera yang disebabkan oleh kuman vibro kolerae 01

Permasalahan yang sering ditemukan dalam pengkodingan adalah:

1. Ketidak jelasan penulisan diagnosis.

2. Penegakan diagnosis belum tepat.

C. Indeksing

Indeksing merupakan proses pembuatan daftar indeks sesuai dengan kode yang dibuat kedalam indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks atau komputerisasi).

Jenis-jenis indeks :

· Indeks penyakit

· Indeks operasi

· Indeks pasien

· Indeks dokter

· Indeks kematian

2.2.3. Analisa isi berkas Rekam Medis

A. Analisa Kualitatif

Analisa kualitatif adalah kegiatan pemeriksaan isi entri catatan medis untuk mencari dokumentasi yang tidak konsisten dan bias menyebabkan catatan tersebut tidak tepat atau lengkap.

Tujuan dilakukan analisa kualitatif adalah untuk memeriksa isi catatan yang asumsi (analisis kelengkapan/ketepatan pengisian berkas rekam medis) untuk memeriksa pencatatan yang lengkap dan konsisten.

B. Analisa Kuantitatif

Analisa kuantitatif adalah review terhadap area yang telah ditentukan didalam catatan medis untuk identifikasi defisiensi spesifik. Petugas akan mengambil dan menganalisa setiap berkas yang diterima apakah lembaran rekam medis yang seharusnya ada pada berkas seorang pasien sudah ada atau belum, jika terdapat ketidak lengkapan berkas pasien dari lembaran tertentu, maka harus segera menghubungi keruang perawatan dimana pasien dirawat.

2.2.4. Sistem penomoran berkas Rekam Medis.

A. Serial Numbering system (pemberian No. secara Serial)

1. Setiap pasien mendapat nomor baru pada setiap kali kunjungan.

2. Setiap nomor dicatat pada KIUP.

3. Rekam medisnya disimpan ditempat yang sesuai dengan nomor yang telah diperolehnya.

B. Unit Numbering System (Pemberian No. Secara Unit)

1. Satu nomor rekam medis untuk setiap pasien baik rawat jalan maupun rawat inap (Admiting Number).

2. Nomor rekam medis dipakai selama pasien masih berkunjung.

3. Rekam medis disimpan didalam berkas dengan nomor yang sama.

C. Serial Unit Numbering system (Pemberian No. secara Serial Unit)

1. Gabungan serial & Unit

2. Setiap pasien berkunjung diberikan satu nomor baru.

3. Rekam medis yang sebelumnya digabung dengan rekam medis yang baru.

4. Disimpan sesuai nomor baru.

5. Ditempat yang lama ditempatkan out guide petunjuk untuk pemindahan rekam medis yang lama.

2.2.5 Sistem penyimpanan

1. system penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan lokasi penyimpanan.

a. Sentralisasi

Sentralisasi adalah seluruh informasi tentang seorang pasien disimpan dalam satu berkas (apakah RI, RJ atau IGD)

b. Desentralisasi

Desentralisasi adalah penyimpanan berkas rekam medis pasien RI dan RJ dipisahkan sesuai dengan kasus masing-masing walaupun orangnya sama.

2. Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Menurut Nomor.

a. Straight Numerical Filling (Sistem Nomor Langsung)

Adalah penyimpanan berkas rekam medis dalam rak penyimpanan secara berturut sesuai dengan urutan nomornya.

Contoh : 20 80 61

20 80 62

20 80 63

b. Middle Digit Filling (Sistem Angka Tengah)

Adalah penyimpanan rekam medis diurut dengan pasangan angka-angka, sama halnya dengan system angka akhir, namun angka pertama, angka kedua dan angka ketiga berbeda letaknya dengan system angka akhir.

Contoh ; 60 28 96 61 28 00 99 28 98

60 28 97 61 28 01 99 28 99

60 28 98 61 28 02 00 29 01

60 28 99 61 28 03 Dst…

Pada contoh ini melihat bahwa kelompok 100 buah rekam medis (60 28 96 s/d 60 28 99) berada dalam urutan langsung.

c. Terminal Digit Filling (Sistem Angka Akhir)

Disini digunakan nomor-nomor dengan 6 angka yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok masing-masing terdiri dari 2 angka. Angka pertama adalah kelompok 2 angka yang terletak pada kanan, kelompok ke dua adalah kelompok angka yang terletak ditengah dan angka ketiga adalah kelompok 2 angka yang terletak paling kiri.

Contoh : 15 15 15

(angka ke 3) (angka ke 2) (angka ke 3)

2.2.6. Pendistribusian dan Pengambilan Kembali Berkas Rekam Medis (Retrieval)

1. Pendistribusian berkas rekam medis.

Pendistribusian berkas rekam medis adalah pengiriman berkas rekam medis pasien ke tempat tujuan atau poliklinik tempat pasien berobat.

Ada beberapa cara pendistribusian :

· Menggunakan tenaga manusia

· Menggunakan system komputerisasi.

2. Pengambilan berkas rekam medis

Retrieval adalah pengambilan kembali berkas rekam medis dari rak penyimpanan dan didistribusikan ke tempat tujuan atau poliklinik/keperluan lain (asuransi, dll).

Dibeberapa rumah sakit, berkas rekam medis yang dikeluarkan dari rak penyimpanan digunakan tracer (bon peminjaman) yang diletakkan pada berkas rekam medis yang dikeluarkan untuk menandakan bahwa berkas rekam medis tersebut tidak berada pada tempatnya.

2.2.7 Pemusnahan Berkas Rekam Medis

Pemusnahan berkas rekam medis adalah kegiatan penghancuran secara fisik arsip rekam medis yang telah berakhir fungsi dan nilai gunanya. Penghancuran harus dilakukan secara total dengan cara membakar habis, mencacah atau mendaur ulang sehingga tidak dapat dikenal lagi isi maupun bentuknya.

Ketentuan pemusnahan berkas rekam medis adalah :

· Dibentuk tim pemusnah dengan surat keputusan direktur yang beranggotakan sekurang-kurangnya dari ketata usahaan (administrasi), unit penyelenggaraan rekam medis, unit pelayanan rawat jalan dan rawat inap dan komite medik.

· Formulir rekam medis mempunyai nilai guna tertentu tidak dimusnahkan tetapi disimpan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

· Membuat pertelaan arsip bagi rekam medis aktif yang telah dinilai.

· Daftar pertelaan rekam medis yang akan dimusnahkan oleh tim pemusnah, dilaporkan kepada direktur rumah sakit dan direktur jenderal pelayanan medic departemen kesehatan RI.

· Berita acara pelaksanaan pemusnahan dikirim kepada pemilik rumah sakit dan kepada direktur jendral pelayanan medik departemen kesehatan RI.

2.3 Sistem Informasi Kesehatan Unit Kerja Rekam Medis

Informasi kesehatan diperoleh dari hasil kerja sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama dengan sistematik, efisien dan efektif.

Menurut George R. Terry, unit kerja Rekam Medis memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Planning / Perencanaan.

2. Organizing / Pengorganisasian.

3. Actuating / Pergerakan.

4. Controling / Pengawasan.

Pentingnya system informasi kesehatan unit kerja rekam medis adalah sebagai pencapaian tujuan dalam pengorganisasian menyamakan tujuan yang berbeda antara organisasi dan yang dimonitoring oleh seorang manager agar anggota menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsi-fungsi yang diberikan kepadanya.

BAB III

HASIL PRAKTEK / PENGAMATAN

3.1 Sistem Informasi Unit Kerja Rekam Medis

3.1.1 Pendaftaran Pasien

Pengidentifikasian pasien di Rumah Sakit Yos Sudarso dilakukan secara manual dan komputerisasi, dimana pasien yang baru pertama kali berkunjung ke Rumah Sakit untuk berobat mendaftar kebagian tempat pendaftaran pasien “Counter”, petugas memberikan lembaran data social pasien yang akan diisi oleh pasien yang akan berobat tersebut dan kemudian petugas menginput data pasien kekomputer serta membuatkan kartu kunjungan (Vargo) yang akan selalu dibawa oleh pasien setiap kali pasien akan berobat ulang ke Rumah Sakit Yos Sudarso.

3.1.2 Pengelolaan Rekam Medis

a. Assembling

Assembling di Rumah Sakit Yos Sudarso dilakukan oleh petugas rekam medis setelah berkas rekam medis diurutkam berdasarkan nomor yang telah ditetapkan, petugas rekam medis juga melihat apakah ada lembaran berkas rekam medis yang tidak diisi atau belum lengkap.

b. Coding

Pengkodean diagnose penyakit di Rumah Sakit Yos Sudarso dilakukan dengan berpedoman kepada ICD 10 volume 1 dan 3 serta pengkodean tindakan operasi dengan menggunakan “Buku Pedoman Klasifikasi Jenis Pembedahan Di Indonesia”.

c. Indeksing

Indeks penyakit berdasarkan diagnose pasien yang dibuat oleh dokter dan langsung diinput kedalam computer setelah dikode, sedangkan untuk indeks kematian selain diinput kedalam computer juga diindeks secara manual kedalam kartu indeks kematian.

3.1.3 Analisa Isi Berkas Rekam Medis

a. Analisa Kualitatif

Analisa kualitatif berkas rekam medis dilakukan untuk mengetahui apakah ada berkas rekam medis yang tidak tepat pengisiannya, sehingga mutu/kualitas dari berkas rekam medis itu sendiri dapat diketahui. Analisa ini dilakukan dengan menggunakan daftar ceklist yang diisi oleh petugas bangsal dan diolah oleh bagian rekam medis tiga bulan sekali.

b. Analisa Kuantitatif

Analisa kuantitatif sama halnya dengan analisa kualitatif, berkas rekam medis dicek kelengkapannya oleh petugas bangsal yang kemudian diolah oleh bagian rekam medis. Selain itu, pengecekan kelengkapan pengisian tersebut juga dilakukan pada saat assembling, jika terdapat berkas rekam medis yang belum lengkap pengisiannya seperti diagnose, nama dan tanda tangan dokter, maka hal tersebut dicatat dibuku catatan permasalahan berkas rekam medis setelah itu berkas rekam medis yang tidak lengkap tersebut dikembalikan lagi kebangsal untuk dilengkapi kembali oleh dokter yang bersangkutan.

3.1.4 Sistem Penomoran Berkas Rekam Medis

Di Rumah Sakit Yos Sudarso sistem penomoran yang dipakai adalah Unit Numbering Sistem, dimana pasien diberikan satu nomor rekam medis dan nomor rekam medis tersebut digunakan setiap kali berkunjung.

3.1.5 Sistem Penyimpanan

1. Sistem penyimpanan berdasarkan lokasi berkas rekam medis di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang yaitu menggunakan system Desentralisasi, dimana berkas rekam medis untuk pasien rawat jalan terpisah letaknya dengan berkas rekam medis pasien rawat inap.

2. Sistem penyimpanan berdasarkan nomor di Rumah Sakit Yos Sudarso menggunakan Terminal Digit Filling, dimana nomor rekam medis dikelompokkan menjadi 3 kelompok, masing-masing angka pertama adalah kelompok 2 angka yang berada di sebelah kanan, angka ke dua adalah kelompok 2 angka yang berada ditengah dan angka ketiga adalah kelompok angka yang terletak paling kiri.

3.1.6 Pendistribusian dan Pengambilan Berkas Rekam Medis (Retrieval)

1. Pendistribusian di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang dilakukan oleh petugas rekam medis. Pada waktu dulu telah ada petugas khusus yang mengantarkan berkas rekam medis ke poliklinik yang dituju namun karena pekerjaan tersebut bisa dikerjakan sendiri oleh petugas rekam medis maka petugas pendistribusian tersebut dipindahkan kebagian lain.

2. Pengambilan berkas rekam medis di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang menggunakan Tracer untuk peminjaman. Hal ini dilakukan guna untuk menandakan bahwa berkas rekam medis tersebut sedang tidak ada, selain itu juga tracer mempermudah pada saat penyimpanan kembali berkas rekam medis. Tracer juga digunakan untuk menandakan berkas rekam medis yang sedang dipinjam untuk kepentingan lain seperti asuransi, dll.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sistem Informasi Unit Kerja Rekam Medis

4.1.1 Pendaftaran Pasien

Pendaftaran pasien yang dimulai dari Pengidentifikasi dan registrasi pasien di Rumah Sakit Yos Sudarso sudah berjalan dengan baik. Pendaftaran pasien dilakukan dengan cara setiap pasien mengambil nomor antrian dan pasien melakukan pendaftaran di counter sehingga penerimaan pasien pun dapat berjalan dengan baik dan teratur.

4.1.2 Pengelolaan Rekam Medis

a. Assembling

Proses assembling berkas rekam medis di Rumah Sakit Yos Sudarso sudah berjalan dengan baik, karena berkas rekam medis yang kembali dari bangsal jarang ditemukan yang tidak tersusun dan tertata dengan rapi sehingga petugas rekam medis tidak terlalu sibuk.

b. Coding

Pengkodean diagnose penyakit berdasarkan ICD 10 dan pengkodean tindakan operasi berdasarkan Buku pedoman Klasifikasi Jenis Pembedahan di Indonesia sudah berjalan dengan baik, namun masih terdapat kendala dalam pengkodean yaitu sulit dalam membaca kode penyakit pasien dikarenakan oleh tulisan dokter yang kurang jelas untuk dibaca sehingga proses pengkodean menjadi terhambat.

c. Indeksing

Proses indeks penyakit pasien di Rumah Sakit Yos Sudarso telah berjalan dengan baik, karena indeks penyakit pasien langsung di entrikan kedalam computer. Untuk indeks kematian dilakukan dua kali, pertama dilakukan dengan komputerisasi dan kedua dilakukan dengan cara manual

4.1.3 Analisa Isi Berkas Rekam Medis

Analisa kualitatif dan analisa kuantitatif di Rumah sakit Yos Sudarso sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari catatan permasalahan yang diisi oleh petugas rekam medis jika terdapat berkas rekam medis yang tidak lengkap maupun tidak tepat dalam pengisiannya dan dikembalikan ke bangsal untuk dilengkapi. Hal ini dilakukan untuk peningkatan kualitas atau mutu dari rekam medis

4.1.4 Sistem Penomoran Berkas Rekam Medis

Sistem penomoran rekam medis di Rumah sakit Yos Sudarso sudah berjalan dengan baik yaitu menggunakan Unit Numbering Sistem dimana satu nomor rekam medis untuk setiap pasien dan berkas rekam medis terkumpul dalam satu map sehingga memudahkan dalam pencarian dan penyimpanan. Disamping itu, system ini lebih mudah dipahami oleh petugas dan juga mengurangi pekerjaan dalam hal mengumpulkan rekam medis yang terpisah.

4.1.5 Sistem Penyimpanan

Sistem penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Yos Sudarso yaitu menggunakan system penyimpanan Desentralisasi dan system ini sudah berjalan dengan baik. System ini bagi Rumah sakit Yos Sudarso dirasa lebih baik karena lebih mudah dalam pengorganisasiannya. Petugas rekam medis rawat jalan hanya terfokus pada berkas rekam medis rawat jalan saja begitu juga dengan petugas rekam medis rawat inap.

Sistem penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan nomor dirumah sakit Yos Sudarso menggunakan Terminal Digit Filling dan sudah berjalan dengan cukup baik.

4.1.6 Pendistribusian dan pengambilan berkas rekam medis (Retrieval)

Pendistribusian berkas rekam medis di Rumah Sakit Yos Sudarso sudah berjalan dengan baik. Namun karena pendistribusian dilakukan oleh petugas rekam medis itu sendiri, maka petugas menjadi sangat sibuk apalagi banyaknya pasien yang berkunjung untuk berobat. Sehingga melihat kondisi seperti ini dibutuhkan tenaga kurir untuk pendistribusian.

Pengambilan kembali berkas rekam medis di Rumah Sakit Yos Sudarso sudah berjalan baik, karena berkas rekam medis yang diambil dari rak penyimpanan ditandai dengan menggunakakn tracer atau bon peminjaman.

4.1.7 Pemusnahan Berkas Rekam Medis

Pemusnahan berkas rekam medis di Rumah Sakit Yos Sudarso sudah berjalan dengan baik karena sudah ada petugas dibagian pemusnahan rekam medis sehingga berkas rekam medis yang sudah inaktif dapat segera dikumpulkan dan dimusnahkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

4.2 Sistem Informasi Unit Kerja Rekam Medis

Unit kerja rekam medis di Rumah Sakit Yos Sudarso Pdang sudah berjalan dengan baik dimana organisasi rekam medis sendiri didahului oleh kepala bagian logistic dan perencanaan yang kemudian membawahi kepada bagian rekam medis, kepala bagian rekam medis membawahi beberapa bagian unit rekam medis yaitu unit rawat jalan, rawat inap, pelaporan dan penyimpanan serta retrieval.

BAB V

PENUTUP

5.1 kesimpulan

1. Pengidentiifkasian pasien dilakukan secara manual dan komputerisasi

2. Pengelolaan rekam medis yaitu assembling dilakukan dengan mengurutkan lembaran rekam medis sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan pengkodean berpedoman pada ICD 10 serta indeksing dengan menggunakan computer kecuali indeks kematian.

3. Analisa isi berkas rekam medis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

4. System penomoran yang digunakan di Rumah Sakit Yos Sudarso adalah Unit Numbering Sistem.

5. Sistem penyimpanan yang digunakan di rumah sakit Yos sudarso adalah secara Desentralisasi.

6. Pendistribusian berkas rekam medis dilakukan dengan menggunakan tenaga manual.

7. Pengambilan berkas rekam medis ditandai engan mengunakan Tracer sebagai penanda berkas rekam medis yang keluar dari rak penyimpanan.

8. Unit kerja rekam medis di Rumah Sakit Yos Sudarso Pdang sudah berjalan dengan baik dimana organisasi rekam medis sendiri didahului oleh kepala bagian logistic dan perencanaan yang kemudian membawahi kepada bagian rekam medis, kepala bagian rekam medis membawahi beberapa bagian unit rekam medis yaitu unit rawat jalan, rawat inap, pelaporan dan penyimpanan serta retrieval.

5.2 Saran

Penulis mengamati bahwasanya Sistem Informasi Kesehatan Unit Kerja Rekam Medis di Rumah Sakit Yos Sudarso sudah berjalan dengan baik namun ada permasalahan yang ditemui yaitu pada pendistribusian berkas rekam medis sebaiknya ada petugas khusus yang mengantarkan berkas rekam medis yaitu kurir, sehingga petugas rekam medis tidak terlalu sibuk menangani hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, Dirjen Pelayanan Medik. “Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia”. Jakarta.

Depkes RI, Dirjen Pelayanan Medik. 1993. “Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit”. Jakarta.

Laporan Praktek Kerja Lapangan III. 2009. “Sistem Informasi Unit Kerja Rekam Medis di Rumah Sakit Yos Sudarso”. Padang.

0 komentar:

Posting Komentar

Previous Post Next Post Back to Top